Karya Niken Haidar
Mendung sudah berlalu. Bak sebuah lagu. Menanti kehadirannya menusuk sembilu. Roda kehidupan memang terus berputar. tiada tahu hari ini atau esok kita akan jadi apa. Desah resah Painem menyesak dada. Hari berlalu tidak terasa. Mengusik jejak Painem yang menuntut keadilan.
ilustrasi by aq
Segengam asa memenuhi angan. Rasa kasih diharapkan. Di antara kaki-kaki raksasa yang menjeratnya. Akankah musim itu tiba? Pertanyaan yang berkecamuk dalam pikir dan rasa. Painem masih mengharap. Akan cinta. Akan kasih. Akan janji yang terikat di jari kelingking.
Musim yang di nanti telah datang. Berbenah diri, bersolek bak bidadari. Menunggu cintanya penuh rasa rindu. Tiada sedetikpun berhenti. laju doa-doa mengalir dari bibirnya nan munggil.Dari rona merah pelangi hingga senja hari, tak setitik harap di ujung jalan sunyi. Desah hampa mulai terngar lembut. hempaskan rasa pada bumi. Akankah terbujuk bujuk rayu lagi. Tetes air mata mulai mengalir di lembut pipi. Ah ternyata aku memamng hanya terus bermimpi lirih kata Painem saat terjaga di lelap tidurnya. Dia yang dinanti entah kapan jejaknya kembali. hanya entah kata yang tersemat di hati. JogloPerning3112025