Rabu, 26 November 2025

BAYANGAN DI TENGAH MALAM

 


Karya Niken Haidar

Dunia mungkin sudah terbalik bagiku. Siang bagai malam, malam bagai siang. Hingga banyak teman  memberiku julukan kalong(kelelawar), karena tiap malam jarang tidur sore seringnya begadang. Sebenarnya bukan niat untuk seperti itu. Mungkin kebiasaan hidup hanya di temani oleh Ragil yang ditinggal kakaknya menuntut ilmu di luar kota.

Dari balik jendela kaca yang bertirai tipis pemandangan luar nan gulita sebenarnya membuat bulu kuduk merinding. Demi editing naskah yang belum selesai, kucoba menahan rasa tak ingin menatap keluar. Musik gending jawa yang menemani malam ini, entah sudah berapa kali terputar.

Dentang jam dinding menyadarkan tengah malam nan senyap. Mata sudah sangat terasa lelah. Obat mata tetesnya sudah tak mampu menyembuhkannya. Laktop segera kumatikan. Beberes kepulau kapuk. Aku buka dulu pintu rumah sekedar menghirup udara segarnya malam. Melepaskan penatnya seluruh tubuh. Tetiba dari halaman sebelah kanan berkelebat bayangan putih terbang melintas. Mata terasa lepas. Berdiri mematung. Jantung berhenti berdetak. Tak terasa bulu kuduk berdiri. Belum lepas rasa kaget. Bayangan putih dari gang sebelah kanan rumah semakin banyak yang berjalan. Keringat dingin meluncur tiada terasa. Semakin dekat, bayangan putih banyak semakin mendekat. “Mangga Mbak, kok belum tidur ?”  sapa Mbok Rah yang pulang sholat malam di masjid dengan warga.

Joglo26082021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BAYANGAN DI TENGAH MALAM

  Karya Niken Haidar Dunia mungkin sudah terbalik bagiku. Siang bagai malam, malam bagai siang. Hingga banyak teman   memberiku julukan ...