Karya
Niken Haidar
Dunia
mungkin sudah terbalik bagiku. Siang bagai malam, malam bagai siang. Hingga
banyak teman memberiku julukan kalong(kelelawar),
karena tiap malam jarang tidur sore seringnya begadang. Sebenarnya bukan niat
untuk seperti itu. Mungkin kebiasaan hidup hanya di temani oleh Ragil yang
ditinggal kakaknya menuntut ilmu di luar kota.
Dari
balik jendela kaca yang bertirai tipis pemandangan luar nan gulita sebenarnya
membuat bulu kuduk merinding. Demi editing naskah yang belum selesai, kucoba
menahan rasa tak ingin menatap keluar. Musik gending jawa yang menemani malam
ini, entah sudah berapa kali terputar.
Dentang
jam dinding menyadarkan tengah malam nan senyap. Mata sudah sangat terasa
lelah. Obat mata tetesnya sudah
tak mampu menyembuhkannya.
Laktop segera kumatikan. Beberes kepulau kapuk. Aku buka dulu pintu rumah
sekedar menghirup udara segarnya malam. Melepaskan penatnya seluruh tubuh.
Tetiba dari halaman sebelah kanan berkelebat bayangan putih terbang melintas.
Mata terasa lepas. Berdiri
mematung. Jantung berhenti berdetak. Tak terasa bulu kuduk berdiri. Belum lepas
rasa kaget. Bayangan putih dari gang sebelah kanan rumah semakin banyak yang
berjalan. Keringat dingin meluncur tiada terasa. Semakin dekat, bayangan putih
banyak semakin mendekat. “Mangga Mbak, kok belum tidur ?” sapa Mbok Rah yang pulang sholat malam di masjid dengan
warga.
Joglo26082021
Tidak ada komentar:
Posting Komentar